Selasa, 30 April 2013

PERDUKUNAN DI INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

         Dukun adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi seperti mantra, guna-guna, dan lain sebagainya yang terdapat di Asia Tenggara seperti di Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura.Dukun juga ada yang disebut Dukun Bayi yaitu bidang keahliannya adalah menolong orang yang melahirkan Bayi dimana mulai ada tanda-tanda Bayi akan lahir si Dukun Bayi ini dipanggil kerumah pasien untuk menolong kelahiran. Untuk selanjutnya adalah memandu proses kelahiran pada Ibu yang sedang dalam fase pengeluaran Bayi.
        
          Setelah bayi keluar maka Dukun Bayi itu merawat mulai proses pemotongan tali plasenta, membersihkan dan memberi pakaian Bayi (digedong = bhs Jawa, istilah untuk pakaian Bayi yang membungkus seluruh tubuh Bayi itu. Setelah Bayi bersih berganti merawat Ibu Bayi sampai pekerjaan selesai. Kelebihan dukun Bayi yaitu tidak memerlukan pembantu sampai pekerjaannya selesai dan tidak ada cerita Dukun Bayi ini yang membawa Pembantu, semua pekerjaannya dilakukan secara profesional, peralatan yang dipakai adalah peralatan Tradisional.

          Untuk selanjutnya dukun Bayi tiap hari mendatangi rumah orang yang telah melahirkan Bayi itu untuk merawat Ibu dan Bayi biasanya sampai 40 hari, hal ini tergantung kemampuan keuangan si Ibu Bayi untuk membayar tenaganya si Dukun Bayi. Selain merawat juga memberi petunjuk tatacara Wanita yang habis melahirkan supaya sehat dan Bayinyapun sehat, juga memberi petunjuk meminum ramuan Jamu Bersalin.
Dengan keahlian Dukun Bayi ini dapat memperkirakan yang keluar nanti Bayi laki-laki atau perempuan dengan akurasi sangat tinggi dengan cara melihat bentuk perut, tanda-tanda dan gejala yang ada pada Ibu yang sedang mengandung.

          Perdukunan adalah istilah penghinaan yang digunakan untuk menggambarkan praktik non medis ujungnya penipuan. Perdukunan merupakan kepura-puraan keterampilan non medis atau orang yang berpura-pura sebagai seorang ahli profesional, memiliki pengetahuan atau kualifikasi pada beberapa bidang keahlian, padahal dia tidak memiliki dan merupakan Seorang penipu.
Orang yang melakukan perdukunan biasanya tidak sendiri, mereka biasanya terdiri dari beberapa orang merupakan satu TIM yang modus operasinya adalah penipuan. Untuk mencari mangsa ada orang-orang yang bertindak sebagai orang yang mempromosikan bidang keahlian si dukun itu, padahal promosinya omong kosong dan penipu. Jika ada mangsa yang sudah masuk perangkap maka mulai diadakan perjanjian untuk pergi ke rumah sang Dukun. Dengan trik perdukunan si Mbah Dukun bisa menebak isi hati dan kemauan pasien, inilah salah satu penipuan yang bisa menjatuhkan martabat Dukun yang asli.

         Pada mulanya Dukun adalah orang-orang penolong tanpa pamrih. Dengan adanya Penipu yang menyamar sebagai Dukun ini maka dikenalah istilah Perdukunan yang nilainya negatif di masyarakat luas yaitu diasosiakan sebagai Seorang penipu.
Untuk menipu mangsanya biasanya menawarkan azimat maupun benda-benda bertuah yang harganya mahal, padahal ini merupakan tata cara penipuan yang halus jalannya. Ada juga penipu yang menyamar sebagai orang yang taat beragama dan dengan TIM-nya itu sebenarnya merupakan Penipu-penipu yang menyamar sebagai orang-orang taat beragama, ini juga sebenarnya Perdukunan yang berada pada jalur agama.

         Cara menipunya dengan minyak wangi yang harganya jutaan rupiah dan bahkan ada yang sampai ada minyak wangi yang harganya sampai diatas sepuluh juta rupiah padahal isinya cuman sedikit dengan botol khusus ukurannya kecil.sesungguhnya telah di cantumkan di dalam alqur-an bahwa siapaun yang pernah sekali saja datang ke dukun,maka tidaklah akan diterima shalatnya selama 40 tahun,maka janganlah mendekati hal hal musyrik yang seperti ini.tidak akan bermanfaat dan apapu yang kita lakukan tidak akan di ridhoi oleh Allah SWT  hidup kalian jika sedikit saja anda mendekati kegiatan perdukunan.masih banyak jalan yang sesuai dengan ajarannya dan pastinya itu lebih kn mendekatkan kalian dengan sang pencipta.


referensi : http://asysyariah.com/sensasi-dukun-dan-perdukunan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar