Pengendalian yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah sejauh mana pengendalian aplikasi mempunyai peran dalam
mencegah dan mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan . Sebuah pengendalian
dikatakan berhasil ketika kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir.
Betapa pentingnya informasi dalam kehidupan manusia,
sehingga informasi yang datang tidak boleh terlambat , tidak boleh bias(berat
sebelah) harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan relevan dengan
penggunanya,sehingga informasi tersebut menjadi informasi yang berkualitas dan
berguna bagi pemakainya. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas perlu
dibangun sebuah sistem informasi sebagai media pembangkitnya. Sistem informasi merupakan
cara menghasilkan informasi yang berguna . informasi yang berguna akan
mendukung sebuah keputusan bagi pemakainya.
Pendekatan sistem adalah suatu prosedur langkah demi
langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah. Tiap langkah mencakup satu
keputusan atau lebih, dan untuk tiap keputusan diperlukan informasi.
I. Pengendalian dalam sistem
Pengendalian dalam sebuah sistem pada dasarnya berarti
menjaga agar sistem beroperasi dalam batas prestasi tertentu. Sebuah sistem
yang berada dalam kendali akan beroperasi dalam batas toleransi
yang telah ditentukan.
Keluaran dari sebuah sistem kadang-kadang tidak sesuai
dengan keluaran yang semestinya (standar), hal ini membutuhkan pengendalian
melalui sistem umpan balik untuk mencari gangguan-gangguan yang menghambat,
sehingga terjadi hal seperti itu.
Agar sistem umpan balik itu dapat berjalan baik maka
sistem harus memiliki standar keterukuran keluaran, sensor yang dapat menangkap
kondisi setiap keluaran, alat yang dapat membandingkan keluaran yang terjadi
dengan keluaran standar, serta alat yang bergerak mengoreksi masukan. Oleh
karena sistem keorganisasian mempunyai sifat terbuka, berbagai kemungkinan
gangguan bisa terjadi dan tidak terduga. Mengingat hal itu manajer harus mampu
dan siap menghadapi segala kemungkinan gangguan dalam hal inilah berlaku “hukum
variasi kebutuhan pengendalian”. Tentu saja tidak seluruh tanggapan korektif
dari sistem umpan balik harus diterima, hal ini akan tergantung kepada
kepentingan organisasi, karena itu berlaku fungsi penyaringan. Artinya hal-hal
yang tidak prinsipil dan tidak terlalu mengganggu jalannya organisasi tanggapan
korektif bisa diabaikan.
Adapun beberapa unsur pengendalian adalah sebagai
berikut :
- suatu standar yang memmemperincikan prestasi yang diharap.hal ini besa berupa anggaran prosedur pengoperasian,atau suatu algoritma keputusan.
- suatu ukuran prestasi aktual.
- suatu perbandingan antara prestasi yang diharapkan dan nyata.
- suatu laporan penyimpangan pada sebuah unit pengendalian, misalnya seorang manajer
- suatu rangkaian tindakan yang diambil unit pengendalian untuk mengubah prestasi mendatang kalau saat ini ada keadaan yang kurang menguntungkan disertai serangkaian aturan keputusan untuk pemilihan jawaban yang tepat.
II. Pengertian Sistem
Sistem informasi dengan pendekatan sistem
manusia/mesin akan memadukan dua unsur, yaitu unsur manusia dengan unsur mesin.
Sistem manusia merupakan sistem terbuka dan probabilistik, sedangkan sistem
mesin atau komputer merupakan sistem relatif tertutup dan deterministik.
Dengan memadukan dua sistem dengan karakter yang
berbeda; maka akan terjadi saling mengisi dan saling melengkapi, sehingga bila
salah satu sistem tidak ada, sistem informasi tidak akan jalan; meskipun dalam
pelaksanaannya terdapat berbagai jenis kombinasi dari kedua unsur tersebut.
Untuk lebih memahami karakteristik sistem dengan
segala seluk-beluk yang terdapat di dalamnya, dilakukan dengan pengunsuran
(factoring), dengan demikian akan dapat diketahui sampai bagian-bagian yang
sekecil-kecilnya. Dalam menganalisis sistem yang besar dengan jumlah subsistem
dan interface yang sangat banyak, akan sangat rumit dilakukan, Untuk
menyederhanakan sistem yang besar itu biasa dilaksanakan dengan simplifikasi
dan pemisahan.
Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang
bergabung untuk satu tujuan. Model dasarnya adalah masukan, pengolahan, dan
keluaran, tetapi dapat pula dikembangkan hingga menyertakan pula penyimpanan.
Sistem dapat terbuka atau tertutup, tetapi sistem informasi biasanya adalah
sistem terbuka, berarti menerima beberapa masukan tak terkendali dari
lingkunganya.
Beberapa jenis sistem adalah :
1. Sistem Deterministik dan
Probabilistik
Disebut deterministik jika sebuah sistem beroperasi
dalam cara yang dapat diramalkan secara tepat.
Disebut probabilistik jika sistem masih ada
kemungkinan-kemungkinan dan ada sedikit kesalahan atas ramalan terhadap
jalannya sistem.
2. Sistem Tertutup dan Terbuka
·
Sistem tertutup tidak bertukar materi, informasi atau
energi dengan lingkungannya.
·
Sistem terbuka mengadakan penukaran informasi, materi
atau energi dengan lingkungannya.
3. Sistem Manusia/ Mesin
Ada berbagai kemungkinan untuk mengadakan kombinasi
antara manusia dan mesin . sistem manusia/mesin dapat mengandalkan mesin dan
memakai manusia hanya sebagai monitor atau operasi mesin. Atau pada ekstrim
lain, sebuah sistem dapat menekankan pada manusia sehingga mesin hanya
melaksanakan peran pendukung seperti menyediakan perhitungan atau mencari data.
III. Pengertian Informasi
Terdapat perbedaan tentang pengertian informasi dalam
percakapan sehari-hari dengan yang digunakan pada sistem informasi manajemen.
Pada sistem informasi, istilah informasi mempunyai karakter tersendiri,
diantaranya memiliki nilai dalam prosses pengambilan keputusan. Sehubungan
dengan itu informasi dapat diartikan sebagai data mentah, data tersusun, atau
kapasitas sebuah saluran komunikasi. Selain itu informasi dapat memperkaya
penyajian, atau mempunyai nilai kejutan, yaitu mengungkapkan sesuatu yang
penerimanya tidak tahu atau tidak menyangka sebelumnya.
Informasi dapat mengurangi ketidakpastian, karena
informasi dapat mengubah kemungkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan melalui
sebuah keputusan. Berdasar-kan pada hal-hal tersebut di atas, maka informasi
dalam SIM dapat didefinisikan sebagai berikut: Informasi adalah data yang telah
diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat
dalam mengambil keputusan saat ini atau yang akan datang.
Suatu informasi bisa merupakan bahan jadi bagi
pengambil keputusan tahapan tertentu, tetapi bisa pula merupakan bahan mentah
bagi pengambil keputusan untuk tahapan berikutnya.
Definisi umum untuk “informasi” dalam pemakaian system
informasi adalah sebagai berikut:
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah
bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan
saat ini atau mendatang.
Informasi, dalam lingkup sistem informasi, memiliki
beberapa ciri :
- Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
- Baru. Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.
- Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.
- Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu sebelumnya.
- Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut.
Adapun fungsi-fungsi informasi adalah sebagai
berikut :
- Untuk meningkatkan pengetahuan bagi si pemakai
- Untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan pemakai
- Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal.
IV. Jenis-jenis sistem informasi
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang
berbeda-beda tergantung pada kebutuhan bisnis. Oleh sebab itu jenis sistem
informasi adalah sebagai berikut : Transaction Processing System (TPS)
berfungsi pada level organisasi; Office Automation System (OAS) dan
pendukung Knowledge Work System (KWS) yang bekerja pada level knowledge.
Sistem-sistem pada level yang lebih tinggi meliputi Sistem Informasi Manajemen
(SIM), dan Decision Support System(DSS). Sistem ahli menerapkan keahlian
pembatasan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan khusus dan
terstruktur. Pada level manajemen strategis kita menemukan Executive Support
System (ESS), Group Decision Support System (GDSS), dan yang lebih
umum dijelaskan sebagai Computer Supported Collaboration Work Systems
(CSCWS) yang membantu para pembuat keputusan untuk beranekaragaman
organisasi tak terstruktur atau semi terstruktur.
1. Transaction Processing System (TPS)
Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang
terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar
untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS
menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi operasional sekaligus mengurangi
waktu, meskipun orang masih harus memasukkan data ke sistem komkputer secara
manual.
Transaction Processing System merupakan sistem tanpa batas yang
memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lilngkungan eksternal. Karena
manajer melihat data-data yang dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui
informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di perusahaan mereka. Dimana
hal ini sangat peting bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar sistem-sistem
ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali.
2. Office Automation System (OAS) dan Knowledge Work System
(KWS)
Office Automation System (OAS) mendukung pekerja data, yang
biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis
informsi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau untu
memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membaginya atau menyebarkannya
secara keseluruhan, dengan organisasi dan, kadang-kadang, diluar itu.
Aspek-aspek OAS yang sudah kita kenal seperti word proessing, spreadsheets,
destop, publishing, electronic scheduling dan komunikasi melalui voice mail,
email, dan video confrencing.
Knowledge Work System (KWS) mendukung para
pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur, dan doktor dengan membantu
mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka
mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) tidak menggantikan
Transaction Processing Systems; melainkan semua SIM mencakup pengolahan
transaksi. SIM adalah sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang bekerja
karena adanya interaksi antara manusia dan komputer. Dengan bantuan manusia,
perangkat lunak (program komputer) dan perangkat keras (komputer, printer, dan
lain-lain) agar berfungsi dengan baik, SIM mendukung spektrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari Transaction Processing Systems, termasuk
analisis keputusan dan pembuatan keputusan.
Untuk mengakses informasi, pengguna SIM membagi basis
data biasa. Basis data menyimpan data-data dan model yang membantu pengguna
menginterprestasikan dan menerapkan data-data tersebut. SIM menghasilkan output
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan. SIM juga dapat membantu
menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi, meski
tidak berupa suatu struktur tunggal.
4. Decision Support System (DSS)
Kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level
yang lebih tinggi adalah Decision Support System (DSS). DSS hampir sama
dengan SIM tradisional kerena keduanya sama-sama tergantung pada basis data
sebagai sumber data. DSS berangkat dari SIM tradisional kerena menekankan pada
fungsi mendukung pembuatan keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun
keputusan aktual masih wewenang eklusif pembuat keputusan. DSS lebih sesuai
untuk orang-orang atau kelompok yang menggunakannya daripada SIM tradisional.
Tugas Pengendalian Dalam Sistem
Informasi Yang Terdiri Dari :
Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup
system, Analis System, DBA dan Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol
tertentu dalam disain system. Selama fase implementasi, programmer
menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan
cara menggabungkan kontrol software menjadi lima bagian pokok. Untuk memastikan
bahwa CBIS yg diimplementasikan dapat memenuhi
kebutuhan pemakai atau berjalan sesuai rencana
1. Fase Perencanaan
Mendefinisikan tujuan dan kendala
2. Fase Analisis & Disain
Mengidentifikasi kebutuhan informasi
Menentukan kriteria penampilan Menyusun disain dan standar operasi CBIS
3. Fase Implementasi
Mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima Memastikan apakah memenuhi criteria penampilan Menetapkan prosedur utk memelihara CBIS
4. Fase Operasi & Kontrol
Mengontrol CBIS selagi berevolusi selama fase SLC
Memastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan
· Kontrol desain sistem
Tujuan
untuk memastikan bahwa disainnya bisa meminimalkan kesalahan,
mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya.Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai ataumanfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya.Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai ataumanfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
1. Permulaan Dokumentasi Sumber
Perancangan dokumentasi
Pemerolehan dokumentasi
Kepastian keamanan dokumen
2. Kewenangan
Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh siapa
3. Pembuatan Input Komputer
Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan semua data input
diproses
4. Penanganan Kesalahan
Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan record yg
telah dikoreksi ke record entry
5. Penyimpanan Dokumen Sumber
Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi
bagaimana dapat dikeluarkan
6. Permulaan Transaksi (Transaction
Origination)
Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
Kontrol pengoperasian sistem dimaksudkan untuk
mencapai efisiensi dan keamanan. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap
tujuan ini dapat diklasifikasikan
menjadi 5
area :
1. Struktur organisasional
Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis, Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.
2. Kontrol perpustakaan
Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
3. Pemeliharaan Peralatan
Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer Engineer (CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi Lapangan menjalankan pemeliharaan yang terjadwal / yang tak terjadwal.
4. Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas
Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus seperti ruang
computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus dilakukan dengan penguncian ruang peralatan dan komputer.
5.
Perencanaan disaster
i. Rencana Keadaan darurat
Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan
ii. Rencana Backup
Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya dari ketika terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
iii. Rencana Record Penting
Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan tempat penyimpanan kopi duplikat.
iv. Rencana Recovery
Rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan pengganti, fasilitas komunikasi da pasokan-pasokan.
Kesimpulan
Pada pembahasan
kali ini kita telah membahas tentang keamanan
dan kontrol sistem informasi , Pengendalian dalam
sebuah sistem pada dasarnya berarti menjaga agar sistem beroperasi dalam batas
prestasi tertentu. Sebuah sistem yang berada dalam kendali akan
beroperasi dalam batas toleransi yang telah ditentukan. Pengendalian yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah sejauh mana pengendalian
aplikasi mempunyai peran dalam mencegah dan mendeteksi adanya
kesalahan-kesalahan . Sebuah pengendalian dikatakan berhasil ketika
kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir.
referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar